Minggu, 06 Juni 2010

Melihat Teori Relativitas Dengan Keesaan-NYA


Apa ada kekuatan manusia yang bisa melampaui kecepatan cahaya dan apa benar apabila ada dia akan kembali ke masa lampau setelah melebihi kecepatan cahaya ?  jawabannya ada dan benar dia akan kembali kemasa lampau. Kita masih ingat kan dalam bab sebelumnya yang membahas istighrog dan ini masih ada kaitannya dengan bab tersebut. Ya sudah saja kita masuk dalam pokok permasalahan.

Apabila kecepatan manusia rohaninya itu melebihi cahaya ? dan apa kekuatan manusia yang melebihi kecepatan cahaya ? yaitu kecepatan istighrog dalam bahasa tasawufnya adalah fana kepada Allah ini tidak bisa diukur dengan kecepatan apapun, berarti orang itu akan kembali kepada Allah, saat dia kembali kepada Allah dia otomatis kembali ke masa lampau, dan saat itu pula dia ingat akan kesalahannya, ingat tentang nenek moyangnya, ingat tentang cikal bakal terjadinya dunia, dan akhirnya pikirannaya akan meluas karena orang yang menuju kepada Allah tidak ada kecepatan lain selain kecepatan itu. Jadi kecepatan dunia bukan kecepatan cahaya tetapi kecepatan dunia itu adalah kecepatan seseorang untuk menemui tuhannya, karena Dia maha jauh, maha tinggi, maha segalanya dan orang itu sudah sowan (datang) kepadaNYa.

Nah sekarang kecepatan dalam teori kecepatan cahaya itu kurang lebih 3.108km/s. dan misal ada yang lebih dari itu 3.10100 km/s, 3.101000 km/s dan lebih dari itu, ini masih kalah dengan kecepatan orang yang berhadapan dengan Allah istighrog 1 detik pahami ini !. karena 3.108km/s,3.10100 km/s, 3.101000 km/s ini masih ada jarak dan tenggang waktu, tapi orang yang berhadapan dengan Tuhannya tidak butuh dengan jarak dan tenggang waktu tersebut, sebab kecepatan itu hanya satu titik sudah sampai, kita menuju kepada sang pencipta yang maha segalanya jauh tak terbatas waktu dan jarak, jangankan jarak sang pencipta jarak puncak langit 7 ini masih belum ada yang yang bisa mengukur bahkan dengan kekuatan sinar chaya matahari ini belum mampu menyinari planet yang paling ujung yaitu Pluto (tapi sekarang bukan termasuk planet). Maka apabila orang itu berhadapan dengan Tuhannya jagat seisinya ini mengecil, kalau mau menengok masa lalu kita akan mampu bahkan masa depan pun dapat dengan mudah kita lihat, jadi relativitas dilihat dari ilmu Keesaan-NYA sangat bisa, bahkan melebihi itu lebih hebat daripada relativitas yang ada sekarang.

Bisa disini maksudnya karena Allah akan menghendaki, karena Allah sendiri yang maha bisa, sebab hakekatnya manusia tidak ada yang bisa, yang bisa hanya Allah yang maha bisa. Maka kalau orang sudah kembali kepada Tuhannya mustahil tidak ada yang bias karena kita berhadapan langung dengan Allah yang Maha Bisa. Dan kami pun akui bahwa tidak ada seseorang bisa melewati kecepatan cahaya karena mustahil, tapi disini yang hanya bisa melewati kecepatan cahanya adalah rohani manusia, jadi ada kendaraan yang lebih cepat dari kendaraan cahaya, apa itu ? dan dalam kesempatan ini kami akan mencoba menguak rahasia ini. Ada kecepatan yang melebihi kecepatan dari cahaya 10 X, 100 X, 1 juta X melebihi kecepatan cahaya, dengan logika apabila ada kendaraan yang lebih cepat dari itu disinilah kendaraan itu akan terbakar apa tidak ? habis apa tidak ? dengan logika yang mantap iya, karena kecepatan dan masanya sangat tidak balance sehingga menimbulkan gesekan yang sangat panas dengan mediumnya dan dengan panas itu menimbulkan terbakarnya kendaraan tersebut. Jadi orang yang menuju kepada Allah jasad dan hati orang itu akan terbakar semua ketika istighrog ahadiyah (fana) lupa dengan jasad karena ada kecepatan rohani. Maka dari itu kendaraan rohani melebihi kecepatan cahaya, tapi sayang kita tidak mampu untuk melewati itu. Keesaan-NYA membongkar ilmu pengetahuan dunia dengan “ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WASALLIM WABAARIK’ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW-WA’ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. FII KULLI LAMHATIW-WANAFASIM-BI’ADADI MA’LUUMAATILLAAHI WAFUYUUDLOOTIHI, WA AMDAADIH

Artinya :

“Yaa Allah, yaa Tuhan Maha Esa, yaa Tuhan Maha Satu, yaa Tuhan Maha Menemukan, yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpakanlah sholawat, salam, barokah atas junjungan kami Baginda Nabi Muhammad dan atas Keluarga Baginda Nabi Muhammad pada setiap berkedipnya mata dan naik turunnya nafas, sebanyak bilangan segala yang Allah Maha Mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian serta kelestarian pemeliharaan-Nya.”

 

Disini Albert Einsten sudah hampir membuka kealam rohani tetapi sayang beliau tidak menemukan professor rohani, karena dia hanya mengagungkan akal bukan rohani karena kita tahu sendiri sifat akal terbatas. Sekarang kenapa Albert Einsten kuat dalam pemikirannya ? pandai ? begitu hebat ? jawabannya satu karena dia menggantung kepada akal dan pemikirannya maka dari itu salah satu terapi bagi orang yang lemah pemikiran ini terapinya dengan jalan saling banyak bertafakkur melihat alam dan sekitarnya dengan tujuan mengasah otak, tetapi sangat jauh berbeda dengan professor rohani yang menggantungkan jiwa dan hati bersih.

Akal dan hati sangat berbeda jauh dimana diatas tadi akal sangat terbatas oleh ruang dan waktu serta logika. Bukti ? alhasil Albert Einsten menyerah dalam experimennya dan tidak mampu lagi menguak rahasia teori relativitas lebih dalam lagi  sehingga dalam sejarah mencatat urat syaraf otaknya putus akibat tidak kuatnya lagi akal menampung pengetahuan yang begitu luas dan rahasia dan mengakibatkan beliau meninggal dunia. Makanya hakekat kendaraan rohani itu apa sih ?! bagaimana wujudnya?! Kalau kita ingin mengetahuinya yaitu buroq yang disitu ada kecepatan yang melebihi cahaya, makanya dalam sejarah Rosululloh isro mi’roj menaiki kendaraan buroq  yang sanggup menembus sampai langit 7 yang apa bila ditempuh dengan kecepatan cahaya kurang lebih memakan waktu 2 tahun itupun hanya sampai pada langit pertama saja  dan alangkah luar biasanya dengan kendaraan buroq itu hanya ditempuh dalam satu malam saja. Maka dari itu hakekat buroq itu ialah jiwa dan hati. Tetapi ada yang bertanya dalam sejarah rosululloh kan menaiki buroq dengan jasadnya ? apa mampu ? sedangkan diatas tadi dikatakan hakekat buroq itu adalah hati dan jiwa ? jawabannya mampu ! karena Allah sendiri yang maha suci yang menjalankan. Jangankan jasadnya, bahkan apa yang dibawa Rosululloh itupun mampu, tapi kalau kita tidak akan mampu karena melawati langit pertama pasti akan terbakar karean disana hampa udara pasti mati, disana lebih dekat dengan matahari pasti akan hangus terbakar, tetapi mengapa Rosululloh tidak? alasannya apa? Disinilah 2 alasan sudut pandang yang dapat dilihat dari segi ilmiah dan agama yang paling mendasar yaitu :

1.      karena kecepatan Rosululloh melebihi daripada reaksi yang harus ditimbulkan. Reaksi panas dengan kecepatan Rosululloh ini cepat Rosululloh, jadi sebelum tersentuh Rosululloh sudah lolos, berarti kendaraan yang dipakai Rosululloh melebihi kecepatan reaksi yang ditimbulkan karena reaksi panas ini masih ada tenggang waktu untuk bereaksi. Sedangkan kendaraan yang dikendarai rosululloh melebihi kecepatan reaksi. Reaksi panas, reaksi dingin, reaksi hampa udara ini dipotong dengan reaksi yang dikeluarkan oleh kendaraan yang dikendarai Rosululloh, jadi sebelum reaksi-reaksi tersebut membunuh, beliau sudah lolos dengan kendaraannya dengan melebihi reaksi-reaksi yang ditimbulkan.

2.      karena hampa udara, panas, dingin, matahari dan alam jagad semua, itu adalah Nur-NYA sendiri yang sudah dibahas dibab sebelumnya (Nur Muhammad di Segala Sesuatu). Jadi tidak ada masalah akan tetapi kalau kita jangan sekali-kali mencoba karena kita akan terbakar olehnya.

Maka disinilah kita sama-sama tahu bahwa ada kecepatan yang memotong kecepatan reaksi ditimbulkan. Contoh kecepatan reaksi saat rokok menempel dikulit kita ini masih ada tenggang waktu dan pemanfaatan dalam teori memotong kecepatan reaksi memanfaatkan tenggang waktu untuk memotong rekasi yang akan ditimbulkan sebab mustahil apabila tidak ada tenggang waktu karena antara api dan kulit bukan senyawa dan seunsur, dan dibuktikan banayk orang kebal karena rahasia orang kebal itu dia memiliki ilmu yang ilmu itu sendiri mengcounter reaksi yang akan diterima oleh tubuh. Tetapi ini sebenarnya adalaha teori Al-Quran yang dikatakan di surat Al-Anbiyaa’ ayat 69   berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim". Dan diwaktu itu dengan kekuatan Allah yang ada dijiwanya Nabi Ibrahim, kecepatan api yang begitu hebat langsung dicounter dengan memotong kecepatan reaksi dan membungkus kecepatan panas. Terus apa ada didalam ilmu Keesaan-NYA ? jawabannya ada, yaitu sumbernya di Istighrog dan di billah.

Apabila teori ini dikembangkan tidak mustahil akan bisa membuat nuklir yang akan meledak menjadi busuk karena sudah dipotong dengan kecepatan reaksi yang ada. Mungkin ada yang bertanya apa ada yang dapat membuktikannya ? sejarah mencatat di zaman penjajahan di Negara Indonesia ada seorang ulama yang memakai teori kecepatan pemotong reaksi sehingga pada waktu itu mortir yang akan dijatuhkan oleh pihak penjajah belanda itu menjadi busuk dan tidak jadi meledak tetapi sayang hal itu tidak dapat dibuktikan dengan ilmiah, siapa ulama itu ? Beliau yaitu Kyai Ma’roef sahabat pendiri NU Kyai Hasyim Asyhari dengan karomahnya yang ampuh Beliau mengcounter ledakan, bahkan lebih hebat lagi dengan teori kunfayakunnya dipakai bukan berisi mesiu tetapi berisi kacang hijau didalamnya. Dan ini memang sulit dengan pendekatan ilmiah karena pada bahasan ini adalah pendekatan rohaniah, makanya ilmu itu ada yang dapat dengan pendekatan ilmiah dan ada juga pendekatan secara rohaniah. Contoh yang umum adalah isro mi’roj sebab pendekatan ilmiah sulit dijangkau tetapi dari segi pendekatan rohani mampu dicerna. Berarti ini adalah kekuatan yang Maha Suci, mampukah yang Maha Suci diukur kekuatannya ? karena absolute yang paling mutlak adalah Allah yang maha segalanya. Dan ini tidak mampu dicerna oleh akal, makanya yang mampu untuk mencerna yang Maha Suci  hanya hati yang iman penuh, lemah dan pasrah Kepada-Nya.

Memang Albert Einsten menemukan teori relativitasnya ini ditentang dan tidak bisa dibuktikan, tidak bisa dibuktikan karena apa ada orang yang mengikuti perjalanan lebih cepat dari cahaya dan apabila dia sudah melebihi kecepatan cahaya dia akan kembali kemasa lampau, ini kan mustahil !. dan sampai sekarang itu adalah suatu fiksi ilmiah, tetapi kalaupun didalami dengan kekuatan rohani tentu saja mampu, mampu kembali kemasa lampau. Dan ini yang salah kaprah yang menganggap kembali kemasa lampau itu kembali kembali kezaman purba yang digambarkan kembali ke zaman dinausaurus. Bukan itu ! tetapi hakekatnya kembali kemasa lampau itu menyadari akan dirinya bahwa kita ini manusia dan manusia itu tidak ada yang sempurna banyak kesalahan yang diperbuat akhirnya setelah dia tahu banyak kesalahan yang diperbuat dia mengakui dosanya yang direalisasikan dengan keluarnya air mata karena air mata yang benar-benar sebagai penebus dosa bukan air mata karena pura-pura makanya air  mata itu ada 2 yaitu air mata yang suci untuk mengakui dosanya sehingga dia merasa kecil dihadapan sang pencipta dan ada air mata yang takut bukan karena Allah tetapi takut kehilangan dunianya, jadi yang dimaksud kembali apabila kekuatan itu mencapai puncaknya kita akan kembali, kembali kemasa lalu merasa kita lahir tidakmembawa apa-apa dan lahir dari setetes air yang hina. Dan akhirnya orang itu sudah mengakui asalnya siapa sebenarnya jati dirinya? Disinilah kekuatan itu akan memuncak pada puncaknya karena “apabila orang itu tahu akan jati dirinya dia pasti tahu akan Tuhannya” dan apabila orang itu sudah tahu dengan tuhannya disinilah puncak dari segala ilmu yang ada. Akhirnya dalam hati hati berkata “ iya asalnya aku tidak ada dan yang ada hanya sang pencipta “. Asalnya tidak ada kembali tidak ada.

Maksud dari teorinya Albert Einsten kalau dilihat dari ilmu Keesaan-NYA apabila kita melewati kecepatan cahaya maksudnya kecepatan hidayah, akhirnya kita akan kembali kemasa lampau menyadari bahwa betapa lemah dan salahnya kita. Orang kalau sudah pintar semakin pintar dan pintar menyadari bahwa aku masih jauh dan bodoh maksudnya mengakui keberadaannya ini. Itu juga teori Al-Quran semestinya “Sebaik-baik orang akhirnya kembali kekecepatan yang Maha Agung” dan disinilah menyadari bahwa hakekat manusia adalah dholim dan kufur. Makanya Nabi-nabi semakin dekat kepada Allah semakin banyak koreksi dan menangis dihadapan Allah yang Maha Kuasa. Karena dia kembali kemasa lampau. Sedangkan saat kembali kemasa lampau menyadari akan kesalahannya meskipun hanya sedikit bahkan tidak ada kesalahan sama sekali, tapi diakhir zaman ini aneh meskipun tak terhitung dosanya banyak orang tertawa bahkan orang itu heran dengan tangisan bahkan didalam penyampaian ilmu agama sekalipun ini dibarengi dengan tertawa ini kan sudah terbalik dengan contoh-contoh para nabi terdahulu. Mari kita renungkan hal ini kita semua diberi hidayah yang sebesar-besarnya untuk mengetahui siapa sebenarnya jati diri kita sendiri ?. dengan banyak bermujahadah memerangi hawa nafsu kepada Allah dengan membaca banyak sholawat kepada rosululloh terutama dengan hati yang penuh rasa cinta dan penuh rasa berdosa dan dholim kepada beliau Rosululloh karena senantiasa berkhianat kepada Rosululloh. Jadi kesimpulannya ini adalah sinyal untuk kembali kepada sang pencipta, kalau sudah kembali kemasa lalu dia akan menyadari bahwa sesungguhnya dia tidak ada apa-apanya dihadapan yang Maha Agung.

Tidak ada komentar:

Disqus

Radio Fafirru Ilalloh

"Ya Allah, Ternyata Aku Adalah Orang yang Munafik"




Edisi Terbaru "15 Mei 2011">>>
Download

Labels